Kenangan bareng temen SMA (XII - IBBU 2016)

Main bareng, ketawa bareng, apapun bareng-bareng. Serunya kerasa sampai kelas XII(dua belas) tiga tahun sekelas masih tetap sama, meskipun ada perbedaan. "Kita itu udah kaya keluarga" sahut teman-teman sekelas. Kata-kata itu yang membuat saya merasa dianggap. 

Masih ingat sewaktu kelas X (sepuluh) sering pulang sore karena ngarjain tugas, mading, diem aja, dan buka forum. Itu yang disukai guru-guru dari kelas kita (IBBU). kompak meskipun ada sebagian orang yang nggak, tapi kita saling menutupi, dan setiap ada uneg-uneg pasti mereka sampaikan secara formal, gak harus pake kontak fisik atau nyinggung. 

Yang tidak akan dilupakan yaitu teman, selalu teman yang sulit dilupakan. Alwin, Cecep, Denies, Egi, Farisi, Johan, Lulu, M. Zaqy, Nida, Rida, Riki, Risma, Sabila, Salma, Winda, Widya, Yogie. Mereka teman yang paling mengerti karena mereka satu kelas selama tiga tahun. Yang paling asik itu Egi, Yogie, Alwin, sama Bang Jeck (panggilannya Zaqy), empat orang itu sudah jadi teman akrab selama tiga tahun, karena diawal kelas sepuluh hanya kita berlima laki-laki di satu kelas itu. 

Pertama duduk sama Bang Jeck. Bang Jeck ini orang yang saya kenal deket pertama di kelas meskipun sebelumnya saya sudah kenal Widya sama Winda dari SD. Tiga tahun tuh gak kerasa karena banyak masalah dan kesenangan yang kita lewatin gitu aja, sampai-sampai timbul perpecahan antara kita karena masalah sepele atau hal yang gak jelas, tapi itu semua emang pernah kita alami dari kelas sepuluh sampai sekarang.


Saya yang paling sering mendapatkan hinaan dari teman, dan sampai-sampai teman saya menjadi haters(pembenci) buat saya, kadang ada yang berubah fikiran sementara hanya untuk memanfaatkan keahlianku, tapi gak apa-apa, saya lebih baik dihina daripada dilupakan. Dan semuanya berubah saat saya angkat bicara secara perlahan-lahan. 

Dan akhirnya secara perlahan satu-persatu pun mulai akrab dan saya mulai diakui oleh mereka. Masalah yang datang adalah masalah yang mungkin bisa di selesaikan dengan tanda maaf yang ikhlas bukan dengan bicara panjang lebar. kalau dengan bicara membahasnya panjang lebar, percaya saja pintu hati kalian sulit dicari. Sebaliknya dengan saling memaafkan dengan ikhlas insyaallah pintu hati sudah terbuka. 

Biasanya itu kaum perempuan, setiap laki-laki meminta maaf karena menyesal pasti terkadang diacuhkan dan perempuan berbicara panjang lebar. Yang saya mau adalah saat kita berpisah nanti untuk meneruskan tujuan adalah agar tidak ada permusuhan. Dengan kata maaf dan memaafkan yang ikhlas, semua akan terjalin secara damai, dan saat bertemu lain waktu tidak ada kata "tidak kenal" dan "geuleuh".Ini untuk kalian, bukan dari catatan pribadi kalian, tapi pengalaman pribadi saya.

I MISS YOU
Dan ini adalah kita




Share:

Posting Komentar

Copyright © 2025 blognya Kevin Attar Abraari. Designed by OddThemes